Halaman
Standar Kompetensi
Memahami pranata dan penyimpangan sosial.
Kompetensi Dasar
1.
Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial.
2
.
Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.
3
.
Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial.
Pernahkah kamu berbicara kepada
temanmu dengan menggunakan telepon
genggam? Mengirim telegram? Atau
mungkin mengirim kartu ucapan hari
raya melalui pos giro? Tindakan yang
pernah kamu lakukan merupakan salah
satu contoh bentuk hubungan sosial.
Pada bab ini, kamu akan belajar tentang
bentuk-bentuk hubungan sosial;
identifikasi faktor-faktor pendorong
terjadinya hubungan sosial; dampak
hubungan sosial; pengertian pranata
sosial; peran pranata keluarga dalam
pembentukan kepribadian; identifikasi
fungsi pranata sosial; jenis-jenis pranata
sosial; jenis pengendalian sosial; dan
peran lembaga-lembaga pengendalian
sosial.
Berkirim surat melalui kantor pos
Sumber: Dokumentasi penerbit
Bab IX
PRANATA DAN
PENYIMPANGAN SOSIAL
166
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Pranata dan
Penyimpangan Sosial
Bentuk Penyimpangan Sosial
Kata Kunci
•
Pranata sosial
•
Penyimpangan sosial
•
Imitasi
•
Sugesti
•
Identifikasi
•
Simpati
•
Asosiatif
•
Disosiatif
PETA KONSEP
Faktor Pendorong
Imitasi
Sugesti
Identifikasi
Simpati
Dampak Hubungan Sosial
Asosiatif
Disosiatif
Pranata Sosial
Peran Keluarga dalam Membentuk Kepribadian
Fungsi Pranata Sosial
167
Bab IX
Pranata dan Penyimpangan Sosial
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal istilah interaksi.
Interaksi
menurut Poerwitaatmadja
(1987) adalah hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Adapun pengertian
interaksi sosial
adalah dasar dari proses sosial yang menunjukkan
hubungan sosial yang dinamis. Bentuk proses sosial adalah hubungan sosial atau interaksi
sosial. Karena, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi
sosial juga melibatkan proses sosial yang bermacam-macam, yaitu proses tingkah laku
yang dikaitkan dengan struktur sosial.
Sisi lain yang tidak bisa dipisahkan dari hubungan sosial adalah dampak positif dan
negatif yang ditimbulkannya. Salah satu contoh yang dikemukakan Poerwitaatmadja,
misalnya apabila dua orang bertemu atau beberapa orang bertemu berarti interaksi sosial
sudah dimulai. Pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara
(bentuk positif). Akan tetapi, dapat juga pembicaraan itu meningkat menjadi pertikaian
yang akhirnya berubah menjadi perkelahian (bentuk negatif). Aktivitas-aktivitas semacam
itu merupakan bentuk-bentuk dari hubungan sosial.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk hubungan sosial terdiri
atas tiga macam yaitu sebagai berikut.
1)
Kerja sama (
cooperation
), yaitu kerja sama yang dilakukan masyarakat karena
didasari oleh kebersamaan dan rasa memiliki. Misalnya, memperbaiki jalan, kerja
bakti mendirikan gereja, mendirikan mesjid, dan sebagainya.
2)
Persaingan (
competation
), yaitu hubungan sosial antar-individu yang saling berlomba
atau bersaing untuk maju. Dalam bentuk ini, mereka tidak melakukan kerja sama.
Misalnya, antarpedagang, masyarakat pengusaha, antarkaryawan, dan sebagainya.
3)
Pertikaian (
conflict
), yaitu hubungan sosial ketika salah satu pihak merasa dirugikan.
Di antara mereka saling mencemooh, saling mencurigai, dan bermusuhan. Hubungan
sosial ini bisa mengakibatkan kerusuhan atau peperangan.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sejak ia dilahirkan, manusia sangat ketergantungan pada kelompok di sekitarnya. Demikian
juga ketika beranjak dewasa dan bermasyarakat. Manusia membutuhkan dan memiliki
naluri yang kuat untuk selalu hidup bersama orang lain.
A. BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
TERJADINYA HUBUNGAN SOSIAL
168
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Itulah sebabnya, manusia kemudian membentuk kelompok-kelompok. Secara
bersama-sama, mereka membangun kesadaran untuk hidup, tolong-menolong, saling
memengaruhi, dan menentukan tujuan yang sama.
Cikal bakal dari dorongan inilah kemudian terjadi interaksi sosial atau hubungan sosial.
Menurut Poerwitaatmadja, setidaknya ada tiga faktor lain yang menyebabkan terjadinya
hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.
1.
Faktor Imitasi
Peranan faktor ini sangat penting dalam proses interaksi sosial. Faktor imitasi dapat
mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
Tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, karena yang ditiru
mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang.
2.
Faktor Sugesti
Faktor ini berlangsung bila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti,
dapat juga terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi yang menghambat
daya berpikirnya secara rasional.
3.
Faktor Identifikasi
Faktor identifikasi ialah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih
mendalam daripada imitasi dan sugesti. Karena, kepribadian seseorang dapat
terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya
ataupun dengan disengaja, karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal
tertentu di dalam proses kehidupannya.
4.
Faktor Simpati
Faktor simpati ialah suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada pihak
lain. Di dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerja sama dengannya.
Proses simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian pada kedua
belah pihak secara mantap.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan interaksi sosial, masalah selalu muncul.
Kondisi itu cenderung disebabkan karena manusia memiliki watak dan keinginan yang
berbeda.
Menurut Gillin and Gillin ada dua macam dampak yang muncul sebagai akibat adanya
hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.
C. DAMPAK-DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL
169
Bab IX
Pranata dan Penyimpangan Sosial
1. Asosiatif
Dampak asosiatif mencakup hal-hal berikut ini.
a.
Akomodasi (saling menyesuaikan)
Maksudnya, usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu konflik sosial dengan saling
mengadakan penyesuaian diri satu sama lain. Misalnya, proses akomodasi zaman
Alexander Agung dengan Hellenismenya.
b.
Asimilasi (perpaduan hasil dari saling penyesuaian)
Maksudnya, suatu proses sosial yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia dan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Misalnya, pertukaran pemuda atau pelajar antarnegara.
c.
Akulturasi (proses penerimaan unsur budaya asing)
Maksudnya, proses sosial yang timbul jika suatu kelompok manusia dengan
kebudayaannya dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Selanjutnya, unsur-
unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Misalnya,
penyebaran agama.
2. Disosiatif
Dampak disosiatif mencakup hal-hal berikut ini.
a.
Persaingan
Persaingan menurut Gilin and Gilin adalah suatu proses sosial ketika para individu
atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang yang
pada suatu masa menjadi pusat perhatian publik tanpa menggunakan kekerasan.
Misalnya, persaingan antarperusahaan.
b.
Pertentangan
Maksudnya, suatu bentuk proses sosial yang terletak di antara persaingan dengan
pertikaian yang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri
seseorang atau suatu rencana yang disembunyikan serta keragu-raguan terhadap
pribadi seseorang. Misalnya, penolakan, menyangkal, dan memaki.
3)
Pertikaian
Maksudnya, suatu proses sosial ketika orang perorang atau kelompok manusia
berusaha memenuhi tujuan dengan jalan memandang pihak lawan dengan ancaman
atau kekerasan. Misalnya, tawuran dan berkelahi.
170
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995),
pranata
adalah sistem tingkah
laku sosial yang bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu
dan seluruh perlengkapannya, guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam
masyarakat.
Sementara itu, Hartomo (2004) menjelaskan
pranata
adalah sistem pola sosial yang
tersusun rapi dan bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang
bersifat kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok
masyarakat.
Pranata sosial adalah terjemahan dari istilah asing
social institution
. Walaupun
social
institution
ada yang menerjemahkan dengan istilah lembaga kemasyarakatan. Dipergunakan
istilah pranata sosial karena
social institution
menunjuk pada adanya unsur-unsur yang
mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (1974) dalam bukunya berjudul
Pengantar Antropologi
mengatakan
bahwa
pranata sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang terpusat kepada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kebutuhan masyarakat.
Adapun menurut Cohen (1983) menyatakan bahwa
pranata sosial
adalah sistem
pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif permanen serta mengandung perilaku-perilaku
tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
pokok masyarakat.
Dengan demikian, pranata sosial adalah suatu aturan atau kaidah yang mengatur
perilaku seseorang di masyarakat agar sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dan telah
disepakati bersama oleh masyarakat setempat.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak
(termasuk anak tiri dan anak angkat). Ada juga keluarga yang tidak mempunyai anak,
tetapi biasanya mengambil anak angkat.
Di dalam suatu keluarga kadang-kadang seorang suami mempunyai beberapa orang
istri (poligami). Bahkan, pada masyarakat yang primitif ada seorang istri yang memiliki
beberapa orang suami (poliandri).
Lingkungan keluarga adalah tempat pembentukan watak dan pendidikan budi pekerti
yang paling penting. Sebab, hal itu diberikan sejalan dengan perkembangan kejiwaan anak.
Oleh karena itu, di dalam keluarga juga perlu adanya pranata-pranata sosial yang harus
ditaati oleh seluruh anggota keluarga. Salah satu pranata yang sangat berperan membentuk
pribadi anak adalah ibu, bapak, dan saudara yang lebih tua.
D. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
E. PERAN PRANATA KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
171
Bab IX
Pranata dan Penyimpangan Sosial
Pada dasarnya, fungsi pranata sosial dibentuk untuk membangun kebersamaan
sehingga tercipta hidup rukun, aman, nyaman sehingga bisa mencapai tujuan yang sama.
Pranata sosial menurut Cohen (1983) memiliki 5 fungsi, yaitu keluarga, pendidikan,
keagamaan, ekonomi, dan pemerintahan. Kelima fungsi ini saling terkait dan memengaruhi.
1. Fungsi Lembaga Keluarga
Fungsi lembaga keluarga meliputi:
a)
pengaturan perilaku keturunan;
b)
memelihara kelangsungan keturunan melalui kelahiran;
c)
merawat dan melindungi anak-anak;
d)
mensosialisasikan anak;
e)
mengatur penempatan status sebagai penerus warisan sosial;
f)
mencukupi kebutuhan ekonomi sebagai unit pokok produksi dan konsumsi ekonomi.
2. Fungsi Lembaga Pendidikan
Fungsi lembaga pendidikan meliputi:
a)
memberikan persiapan bagi peranan-peranan pekerja;
b)
bertindak sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan;
c)
memperkenalkan kepada individu-individu tentang berbagai peranan dalam keluarga;
d)
mempersiapkan para individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki;
e)
memberi landasan bagi penilaian dan pemahaman status relatif;
f)
meningkatkan kemajuan melalui pengikutsertaan dalam riset-riset ilmiah;
g)
memperkuat penyesuaian diri dan pengembangan hubungan sosial.
3. Fungsi Lembaga Keagamaan
Fungsi lembaga keagamaan meliputi:
a)
bantuan terhadap pencarian identitas moral;
b)
memberikan penafsiran-penafsiran untuk membantu menjelaskan keadaan lingkungan
fisik dan sosial seseorang;
c)
peningkatan kadar keramahan bergaul, kohesi sosial, dan solidaritas kelompok.
4. Fungsi Lembaga Ekonomi
Fungsi lembaga ekonomi meliputi:
a)
produksi barang dan jasa;
b)
distribusi barang dan jasa serta pendistribusian sumber-sumber daya ekonomi (tenaga
peralatan);
c)
konsumsi barang dan jasa.
F. FUNGSI PRANATA SOSIAL
172
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
5. Fungsi Lembaga-Lembaga Pemerintahan
Fungsi lembaga pemerintahan meliputi:
a)
pelembagaan norma meliputi undang-undang yang disampaikan oleh badan-badan
legislatif;
b)
melaksanakan undang-undang yang telah disetujui;
c)
menyelesaikan konflik yang terjadi di antara para anggota masyarakat;
d)
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan seperti perawatan kesehatan, dan
kesejahteraan;
e)
melindungi para warga negara dari serangan bangsa-bangsa dan memelihara
kesiapsiagaan menghadapi bahaya.
Jenis pranata sangat ditentukan oleh kondisi heterogen masyarakat. Artinya, semakin
berkembangnya suatu masyarakat maka semakin kompleks pula pranata di dalamnya.
Jenis-jenis pranata sosial menurut Cohen, seorang pakar sosiologi adalah:
1)
kekeluargaan,
2)
pendidikan,
3)
keagamaan,
4)
ekonomi,
5)
pemerintahan.
Sementara menurut Koentjaraningrat, jenis pranata sosial terdiri atas 8 jenis, yaitu
sebagai berikut.
1)
Pranata kekeluargaan
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan kekerabatan. Misalnya, pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuh anak,
dan perceraian.
2)
Pranata ekonomi
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta dan benda. Misalnya, pertanian,
peternakan, pemburuan, industri, koperasi, dan penjualan.
3)
Pranata pendidikan
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Misalnya, pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah,
pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan agama, pers, dan
perpustakaan umum.
4)
Pranata ilmiah
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah
manusia dan menyelami alam semesta. Misalnya, metode ilmiah dan penelitian
pendidikan ilmiah.
G. JENIS-JENIS PRANATA SOSIAL
173
Bab IX
Pranata dan Penyimpangan Sosial
5)
Pranata keindahan dan rekreasi
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Misalnya, seni
rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, dan olahraga.
6)
Pranata keagamaan
ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia
untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Misalnya, mesjid, gereja,
doa, kenduri, upacara keagamaan, penyiaran agama, pantangan, dan ilmu gaib.
7)
Pranata pemerintahan
ialah pranata yang bertujuan untuk mengatur kehidupan
berkelompok secara besar-besaran atau kehidupan bernegara. Misalnya,
pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan ketentaraan.
8)
Pranata kesehatan jasmaniah
ialah pranata yang bertujuan untuk mengurus
kebutuhan jasmani manusia. Misalnya, pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan
kesehatan, dan kedokteran.
Sebagai upaya meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap norma, kaidah, dan aturan
yang telah disepakati maka dibutuhkan sosial kontrol. Sosial kontrol cenderung sebagai
pengendalian sosial.
Sosial kontrol terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1.
Sosial kontrol yang bersifat preventif
Preventif,
artinya sebuah upaya atau usaha pencegahan sebelum terjadi. Misalnya,
pemerintah mensosialisasikan iklan tentang akibat penggunaan napza di televisi pada
masyarakat. Layanan iklan ini merupakan strategi preventif agar masyarakt tidak
terdorong untuk memakai napza.
2.
Sosial kontrol yang bersifat represif
Represif,
artinya sebuah upaya atau usaha untuk mengembalikan kesesuaian akibat
adanya gangguan. Misalnya, memberikan sanksi atau hukuman terhadap masyarakat
yang melanggar hukum.
Pada dasarnya, eksistensi antara lembaga-lembaga pengendalian sosial seperti lembaga
keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, dan lembaga pemerintah merupakan
satu kesatuan.
Peran dan fungsi kelima lembaga tersebut, tidak akan seimbang jika dalam praktiknya
berdiri sendiri. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu tatanan, aturan, dan norma yang bisa
meningkatkan kestabilan antarlembaga yang dimaksud. Misalnya, lembaga keluarga
H. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
I. PERAN LEMBAGA-LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
174
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
RANGKUMAN
mendidik dan membina anggota keluarganya. Sementara lembaga pendidikan secara formal
mendukung nilai pendidikan yang dibangun keluarga. Contoh lain, lembaga ekonomi dan
pemerintah menyiapkan lahan sebagai sarana produktivitas pasca pendidikan formal.
Ketidakseimbangan antarlembaga hanya akan menimbulkan pengangguran yang bisa
berujung pada tindak kriminal, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan.
1.
Bentuk-bentuk hubungan sosial meliputi:
a)
bentuk kerja sama (
cooperation
),
b)
bentuk persaingan (
competation
),
c)
bentuk pertikaian (
conflict
).
2.
Faktor-faktor pendorong terjadinya hubungan sosial adalah:
a)
faktor imitasi,
b)
faktor sugesti,
c)
faktor identifikasi,
d)
faktor simpati.
3.
Dampak-dampak hubungan sosial terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a)
Asosiatif yang mencakup:
1)
akomodasi (saling menyesuaikan),
2)
asimilasi (perpaduan hasil dari saling penyesuaian),
3)
akulturasi (proses penerimaan unsur budaya asing).
b)
Disosiatif yang mencakup:
1)
persaingan,
2)
pertentangan,
3)
pertikaian.
4.
Peran pranata keluarga dalam pembentukan kepribadian sangat penting.
Salah satu pranata yang sangat berperan membentuk pribadi anak adalah
orang tua.
5.
Jenis-jenis pranata sosial menurut Cohen, yaitu: a) kekeluargaan, b)
pendidikan, c) keagamaan, d) ekonomi, dan e) pemerintahan. Adapun
menurut Koentjaraningrat, yaitu: a) pranata kekeluargaan, b) pranata
ekonomi, c) pranata pendidikan, d) pranata ilmiah, e) pranata keindahan
dan rekreasi, f) pranata keagamaan, g) pranata pemerintahan, dan h) pranata
kesehatan jasmaniah.
6.
Jenis pengendalian sosial terdiri atas dua bagian, yaitu preventif dan represif.
175
Bab IX
Pranata dan Penyimpangan Sosial
REFLEKSI
Jika terdapat materi yang belum dipahami, pelajari kembali secara seksama dan
diskusikan bersama kelompok belajarmu, carilah referensi lain yang relevan,
termasuk Internet. Lebih lanjut, tanyakan kepada guru bidang studi IPS di
sekolahmu agar semua materi dapat dikuasai!
I. Pilihan ganda
Pilihlah jawaban yang kamu anggap paling benar!
1.
Berikut ini merupakan bentuk-bentuk hubungan sosial,
kecuali
....
a
.
kerja sama
c.
persaingan
b.
pertahanan
d.
pertentangan
2.
Berikut ini merupakan contoh tindakan
cooperation,
yaitu ....
a.
membangun rumah
c.
re
novasi garasi
b.
kerja bakti
d.
mencuci mobil
3.
Terjadinya pemberontakan merupakan bentuk interaksi sosial jenis ....
a.
pertikaian
c.
kerja sama
b.
persaingan
d.
kebersamaan
4.
Berjejernya pedagang kelontongan di pasar merupakan contoh dari hubungan
sosial ....
a.
pertikaian
c.
kerja sama
b.
persaingan
d.
kebersamaan
5.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat merupakan contoh pengendalian
secara ....
a.
sukarela
c.
represif
b.
preventif
d.
informasi
6.
Berikut ini merupakan tujuan terbentuknya hubungan sosial secara akomodasi,
kecuali
....
a.
mengurangi pertentangan
b.
mencegah perpecahan
c.
stabilitas
d.
pembentukan kelompok baru
SOAL LATIHAN
176
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
TUGAS
7.
Proses asimilasi akan timbul apabila ....
a.
ada perbedaan budaya
c.
kebers
amaan tujuan
b.
homogen
d.
kerja sama
8.
Faktor yang dapat menghambat asimilasi ....
a.
adanya toleransi
b.
adanya sikap menghargai
c.
adanya perbedaan warna kulit dan ciri jasmani
d.
adanya kesamaan unsur budaya
9.
Dua orang tokoh partai bersaing untuk menduduki jabatan perdana menteri.
Jika salah satu berhasil, maka yang kalah tetap diajak bekerja sama. Tindakan
tersebut merupakan contoh hubungan sosial dalam proses ....
a.
akomodasi
c.
konflik
b.
asimilasi
d.
pertentangan
10. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi,
kecuali
....
a.
ada kelompok manusia yang berbeda kebudayaan
b.
adanya pergaulan secara intensif
c.
budaya dari kedua kelompok bisa beradaptasi
d.
saling memusuhi
II. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1.
Sebutkan 3 bentuk hubungan sosial!
2
.
Sebutkan 4 faktor pendorong terjadinya hubungan sosial!
3.
Sebutkan fungsi pranata sosial!
4.
Jelaskan pengendalian sosial secara preventif!
5.
Menurutmu, sudah optimalkah upaya pemerintah dalam mengendalikan masalah-
masalh sosial ? Jelaskan alasan anda !
Berkunjunglah ke kantor kepolisian yang paling dekat dengan tempat tinggalmu. Mintalah
informasi tentang bentuk-bentuk penyimpangan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat
selama satu tahun terakhir. Berilah usulan solusi penanggulangan dan pencegahannya secara
tertulis dengan mendiskusikannya bersama teman sekelasmu!