Gambar Sampul IPS · BAB IX PRANATA DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
IPS · BAB IX PRANATA DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
Herlan

23/08/2021 05:50:26

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Standar Kompetensi

Memahami pranata dan penyimpangan sosial.

Kompetensi Dasar

1.

Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial.

2

.

Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.

3

.

Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial.

Pernahkah kamu berbicara kepada

temanmu dengan menggunakan telepon

genggam? Mengirim telegram? Atau

mungkin mengirim kartu ucapan hari

raya melalui pos giro? Tindakan yang

pernah kamu lakukan merupakan salah

satu contoh bentuk hubungan sosial.

Pada bab ini, kamu akan belajar tentang

bentuk-bentuk hubungan sosial;

identifikasi faktor-faktor pendorong

terjadinya hubungan sosial; dampak

hubungan sosial; pengertian pranata

sosial; peran pranata keluarga dalam

pembentukan kepribadian; identifikasi

fungsi pranata sosial; jenis-jenis pranata

sosial; jenis pengendalian sosial; dan

peran lembaga-lembaga pengendalian

sosial.

Berkirim surat melalui kantor pos

Sumber: Dokumentasi penerbit

Bab IX

PRANATA DAN

PENYIMPANGAN SOSIAL

166

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

Pranata dan

Penyimpangan Sosial

Bentuk Penyimpangan Sosial

Kata Kunci

Pranata sosial

Penyimpangan sosial

Imitasi

Sugesti

Identifikasi

Simpati

Asosiatif

Disosiatif

PETA KONSEP

Faktor Pendorong

Imitasi

Sugesti

Identifikasi

Simpati

Dampak Hubungan Sosial

Asosiatif

Disosiatif

Pranata Sosial

Peran Keluarga dalam Membentuk Kepribadian

Fungsi Pranata Sosial

167

Bab IX

Pranata dan Penyimpangan Sosial

Dalam ilmu sosiologi kita mengenal istilah interaksi.

Interaksi

menurut Poerwitaatmadja

(1987) adalah hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.

Adapun pengertian

interaksi sosial

adalah dasar dari proses sosial yang menunjukkan

hubungan sosial yang dinamis. Bentuk proses sosial adalah hubungan sosial atau interaksi

sosial. Karena, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi

sosial juga melibatkan proses sosial yang bermacam-macam, yaitu proses tingkah laku

yang dikaitkan dengan struktur sosial.

Sisi lain yang tidak bisa dipisahkan dari hubungan sosial adalah dampak positif dan

negatif yang ditimbulkannya. Salah satu contoh yang dikemukakan Poerwitaatmadja,

misalnya apabila dua orang bertemu atau beberapa orang bertemu berarti interaksi sosial

sudah dimulai. Pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara

(bentuk positif). Akan tetapi, dapat juga pembicaraan itu meningkat menjadi pertikaian

yang akhirnya berubah menjadi perkelahian (bentuk negatif). Aktivitas-aktivitas semacam

itu merupakan bentuk-bentuk dari hubungan sosial.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk hubungan sosial terdiri

atas tiga macam yaitu sebagai berikut.

1)

Kerja sama (

cooperation

), yaitu kerja sama yang dilakukan masyarakat karena

didasari oleh kebersamaan dan rasa memiliki. Misalnya, memperbaiki jalan, kerja

bakti mendirikan gereja, mendirikan mesjid, dan sebagainya.

2)

Persaingan (

competation

), yaitu hubungan sosial antar-individu yang saling berlomba

atau bersaing untuk maju. Dalam bentuk ini, mereka tidak melakukan kerja sama.

Misalnya, antarpedagang, masyarakat pengusaha, antarkaryawan, dan sebagainya.

3)

Pertikaian (

conflict

), yaitu hubungan sosial ketika salah satu pihak merasa dirugikan.

Di antara mereka saling mencemooh, saling mencurigai, dan bermusuhan. Hubungan

sosial ini bisa mengakibatkan kerusuhan atau peperangan.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Sejak ia dilahirkan, manusia sangat ketergantungan pada kelompok di sekitarnya. Demikian

juga ketika beranjak dewasa dan bermasyarakat. Manusia membutuhkan dan memiliki

naluri yang kuat untuk selalu hidup bersama orang lain.

A. BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG

TERJADINYA HUBUNGAN SOSIAL

168

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

Itulah sebabnya, manusia kemudian membentuk kelompok-kelompok. Secara

bersama-sama, mereka membangun kesadaran untuk hidup, tolong-menolong, saling

memengaruhi, dan menentukan tujuan yang sama.

Cikal bakal dari dorongan inilah kemudian terjadi interaksi sosial atau hubungan sosial.

Menurut Poerwitaatmadja, setidaknya ada tiga faktor lain yang menyebabkan terjadinya

hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.

1.

Faktor Imitasi

Peranan faktor ini sangat penting dalam proses interaksi sosial. Faktor imitasi dapat

mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

Tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, karena yang ditiru

mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang.

2.

Faktor Sugesti

Faktor ini berlangsung bila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang

berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti,

dapat juga terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi yang menghambat

daya berpikirnya secara rasional.

3.

Faktor Identifikasi

Faktor identifikasi ialah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam

diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih

mendalam daripada imitasi dan sugesti. Karena, kepribadian seseorang dapat

terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya

ataupun dengan disengaja, karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal

tertentu di dalam proses kehidupannya.

4.

Faktor Simpati

Faktor simpati ialah suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada pihak

lain. Di dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting

walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerja sama dengannya.

Proses simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian pada kedua

belah pihak secara mantap.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan interaksi sosial, masalah selalu muncul.

Kondisi itu cenderung disebabkan karena manusia memiliki watak dan keinginan yang

berbeda.

Menurut Gillin and Gillin ada dua macam dampak yang muncul sebagai akibat adanya

hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.

C. DAMPAK-DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL

169

Bab IX

Pranata dan Penyimpangan Sosial

1. Asosiatif

Dampak asosiatif mencakup hal-hal berikut ini.

a.

Akomodasi (saling menyesuaikan)

Maksudnya, usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu konflik sosial dengan saling

mengadakan penyesuaian diri satu sama lain. Misalnya, proses akomodasi zaman

Alexander Agung dengan Hellenismenya.

b.

Asimilasi (perpaduan hasil dari saling penyesuaian)

Maksudnya, suatu proses sosial yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi

perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-

kelompok manusia dan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan

proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Misalnya, pertukaran pemuda atau pelajar antarnegara.

c.

Akulturasi (proses penerimaan unsur budaya asing)

Maksudnya, proses sosial yang timbul jika suatu kelompok manusia dengan

kebudayaannya dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Selanjutnya, unsur-

unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan

sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Misalnya,

penyebaran agama.

2. Disosiatif

Dampak disosiatif mencakup hal-hal berikut ini.

a.

Persaingan

Persaingan menurut Gilin and Gilin adalah suatu proses sosial ketika para individu

atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang yang

pada suatu masa menjadi pusat perhatian publik tanpa menggunakan kekerasan.

Misalnya, persaingan antarperusahaan.

b.

Pertentangan

Maksudnya, suatu bentuk proses sosial yang terletak di antara persaingan dengan

pertikaian yang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri

seseorang atau suatu rencana yang disembunyikan serta keragu-raguan terhadap

pribadi seseorang. Misalnya, penolakan, menyangkal, dan memaki.

3)

Pertikaian

Maksudnya, suatu proses sosial ketika orang perorang atau kelompok manusia

berusaha memenuhi tujuan dengan jalan memandang pihak lawan dengan ancaman

atau kekerasan. Misalnya, tawuran dan berkelahi.

170

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995),

pranata

adalah sistem tingkah

laku sosial yang bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu

dan seluruh perlengkapannya, guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam

masyarakat.

Sementara itu, Hartomo (2004) menjelaskan

pranata

adalah sistem pola sosial yang

tersusun rapi dan bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang

bersifat kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok

masyarakat.

Pranata sosial adalah terjemahan dari istilah asing

social institution

. Walaupun

social

institution

ada yang menerjemahkan dengan istilah lembaga kemasyarakatan. Dipergunakan

istilah pranata sosial karena

social institution

menunjuk pada adanya unsur-unsur yang

mengatur perilaku para anggota masyarakat.

Koentjaraningrat (1974) dalam bukunya berjudul

Pengantar Antropologi

mengatakan

bahwa

pranata sosial

adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang terpusat kepada

aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kebutuhan masyarakat.

Adapun menurut Cohen (1983) menyatakan bahwa

pranata sosial

adalah sistem

pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif permanen serta mengandung perilaku-perilaku

tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

pokok masyarakat.

Dengan demikian, pranata sosial adalah suatu aturan atau kaidah yang mengatur

perilaku seseorang di masyarakat agar sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dan telah

disepakati bersama oleh masyarakat setempat.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak

(termasuk anak tiri dan anak angkat). Ada juga keluarga yang tidak mempunyai anak,

tetapi biasanya mengambil anak angkat.

Di dalam suatu keluarga kadang-kadang seorang suami mempunyai beberapa orang

istri (poligami). Bahkan, pada masyarakat yang primitif ada seorang istri yang memiliki

beberapa orang suami (poliandri).

Lingkungan keluarga adalah tempat pembentukan watak dan pendidikan budi pekerti

yang paling penting. Sebab, hal itu diberikan sejalan dengan perkembangan kejiwaan anak.

Oleh karena itu, di dalam keluarga juga perlu adanya pranata-pranata sosial yang harus

ditaati oleh seluruh anggota keluarga. Salah satu pranata yang sangat berperan membentuk

pribadi anak adalah ibu, bapak, dan saudara yang lebih tua.

D. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL

E. PERAN PRANATA KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN

171

Bab IX

Pranata dan Penyimpangan Sosial

Pada dasarnya, fungsi pranata sosial dibentuk untuk membangun kebersamaan

sehingga tercipta hidup rukun, aman, nyaman sehingga bisa mencapai tujuan yang sama.

Pranata sosial menurut Cohen (1983) memiliki 5 fungsi, yaitu keluarga, pendidikan,

keagamaan, ekonomi, dan pemerintahan. Kelima fungsi ini saling terkait dan memengaruhi.

1. Fungsi Lembaga Keluarga

Fungsi lembaga keluarga meliputi:

a)

pengaturan perilaku keturunan;

b)

memelihara kelangsungan keturunan melalui kelahiran;

c)

merawat dan melindungi anak-anak;

d)

mensosialisasikan anak;

e)

mengatur penempatan status sebagai penerus warisan sosial;

f)

mencukupi kebutuhan ekonomi sebagai unit pokok produksi dan konsumsi ekonomi.

2. Fungsi Lembaga Pendidikan

Fungsi lembaga pendidikan meliputi:

a)

memberikan persiapan bagi peranan-peranan pekerja;

b)

bertindak sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan;

c)

memperkenalkan kepada individu-individu tentang berbagai peranan dalam keluarga;

d)

mempersiapkan para individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki;

e)

memberi landasan bagi penilaian dan pemahaman status relatif;

f)

meningkatkan kemajuan melalui pengikutsertaan dalam riset-riset ilmiah;

g)

memperkuat penyesuaian diri dan pengembangan hubungan sosial.

3. Fungsi Lembaga Keagamaan

Fungsi lembaga keagamaan meliputi:

a)

bantuan terhadap pencarian identitas moral;

b)

memberikan penafsiran-penafsiran untuk membantu menjelaskan keadaan lingkungan

fisik dan sosial seseorang;

c)

peningkatan kadar keramahan bergaul, kohesi sosial, dan solidaritas kelompok.

4. Fungsi Lembaga Ekonomi

Fungsi lembaga ekonomi meliputi:

a)

produksi barang dan jasa;

b)

distribusi barang dan jasa serta pendistribusian sumber-sumber daya ekonomi (tenaga

peralatan);

c)

konsumsi barang dan jasa.

F. FUNGSI PRANATA SOSIAL

172

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

5. Fungsi Lembaga-Lembaga Pemerintahan

Fungsi lembaga pemerintahan meliputi:

a)

pelembagaan norma meliputi undang-undang yang disampaikan oleh badan-badan

legislatif;

b)

melaksanakan undang-undang yang telah disetujui;

c)

menyelesaikan konflik yang terjadi di antara para anggota masyarakat;

d)

penyelenggaraan pelayanan-pelayanan seperti perawatan kesehatan, dan

kesejahteraan;

e)

melindungi para warga negara dari serangan bangsa-bangsa dan memelihara

kesiapsiagaan menghadapi bahaya.

Jenis pranata sangat ditentukan oleh kondisi heterogen masyarakat. Artinya, semakin

berkembangnya suatu masyarakat maka semakin kompleks pula pranata di dalamnya.

Jenis-jenis pranata sosial menurut Cohen, seorang pakar sosiologi adalah:

1)

kekeluargaan,

2)

pendidikan,

3)

keagamaan,

4)

ekonomi,

5)

pemerintahan.

Sementara menurut Koentjaraningrat, jenis pranata sosial terdiri atas 8 jenis, yaitu

sebagai berikut.

1)

Pranata kekeluargaan

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

kehidupan kekerabatan. Misalnya, pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuh anak,

dan perceraian.

2)

Pranata ekonomi

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta dan benda. Misalnya, pertanian,

peternakan, pemburuan, industri, koperasi, dan penjualan.

3)

Pranata pendidikan

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Misalnya, pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah,

pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan agama, pers, dan

perpustakaan umum.

4)

Pranata ilmiah

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah

manusia dan menyelami alam semesta. Misalnya, metode ilmiah dan penelitian

pendidikan ilmiah.

G. JENIS-JENIS PRANATA SOSIAL

173

Bab IX

Pranata dan Penyimpangan Sosial

5)

Pranata keindahan dan rekreasi

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Misalnya, seni

rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, dan olahraga.

6)

Pranata keagamaan

ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia

untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Misalnya, mesjid, gereja,

doa, kenduri, upacara keagamaan, penyiaran agama, pantangan, dan ilmu gaib.

7)

Pranata pemerintahan

ialah pranata yang bertujuan untuk mengatur kehidupan

berkelompok secara besar-besaran atau kehidupan bernegara. Misalnya,

pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan ketentaraan.

8)

Pranata kesehatan jasmaniah

ialah pranata yang bertujuan untuk mengurus

kebutuhan jasmani manusia. Misalnya, pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan

kesehatan, dan kedokteran.

Sebagai upaya meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap norma, kaidah, dan aturan

yang telah disepakati maka dibutuhkan sosial kontrol. Sosial kontrol cenderung sebagai

pengendalian sosial.

Sosial kontrol terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1.

Sosial kontrol yang bersifat preventif

Preventif,

artinya sebuah upaya atau usaha pencegahan sebelum terjadi. Misalnya,

pemerintah mensosialisasikan iklan tentang akibat penggunaan napza di televisi pada

masyarakat. Layanan iklan ini merupakan strategi preventif agar masyarakt tidak

terdorong untuk memakai napza.

2.

Sosial kontrol yang bersifat represif

Represif,

artinya sebuah upaya atau usaha untuk mengembalikan kesesuaian akibat

adanya gangguan. Misalnya, memberikan sanksi atau hukuman terhadap masyarakat

yang melanggar hukum.

Pada dasarnya, eksistensi antara lembaga-lembaga pengendalian sosial seperti lembaga

keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, dan lembaga pemerintah merupakan

satu kesatuan.

Peran dan fungsi kelima lembaga tersebut, tidak akan seimbang jika dalam praktiknya

berdiri sendiri. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu tatanan, aturan, dan norma yang bisa

meningkatkan kestabilan antarlembaga yang dimaksud. Misalnya, lembaga keluarga

H. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL

I. PERAN LEMBAGA-LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL

174

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

RANGKUMAN

mendidik dan membina anggota keluarganya. Sementara lembaga pendidikan secara formal

mendukung nilai pendidikan yang dibangun keluarga. Contoh lain, lembaga ekonomi dan

pemerintah menyiapkan lahan sebagai sarana produktivitas pasca pendidikan formal.

Ketidakseimbangan antarlembaga hanya akan menimbulkan pengangguran yang bisa

berujung pada tindak kriminal, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan.

1.

Bentuk-bentuk hubungan sosial meliputi:

a)

bentuk kerja sama (

cooperation

),

b)

bentuk persaingan (

competation

),

c)

bentuk pertikaian (

conflict

).

2.

Faktor-faktor pendorong terjadinya hubungan sosial adalah:

a)

faktor imitasi,

b)

faktor sugesti,

c)

faktor identifikasi,

d)

faktor simpati.

3.

Dampak-dampak hubungan sosial terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.

a)

Asosiatif yang mencakup:

1)

akomodasi (saling menyesuaikan),

2)

asimilasi (perpaduan hasil dari saling penyesuaian),

3)

akulturasi (proses penerimaan unsur budaya asing).

b)

Disosiatif yang mencakup:

1)

persaingan,

2)

pertentangan,

3)

pertikaian.

4.

Peran pranata keluarga dalam pembentukan kepribadian sangat penting.

Salah satu pranata yang sangat berperan membentuk pribadi anak adalah

orang tua.

5.

Jenis-jenis pranata sosial menurut Cohen, yaitu: a) kekeluargaan, b)

pendidikan, c) keagamaan, d) ekonomi, dan e) pemerintahan. Adapun

menurut Koentjaraningrat, yaitu: a) pranata kekeluargaan, b) pranata

ekonomi, c) pranata pendidikan, d) pranata ilmiah, e) pranata keindahan

dan rekreasi, f) pranata keagamaan, g) pranata pemerintahan, dan h) pranata

kesehatan jasmaniah.

6.

Jenis pengendalian sosial terdiri atas dua bagian, yaitu preventif dan represif.

175

Bab IX

Pranata dan Penyimpangan Sosial

REFLEKSI

Jika terdapat materi yang belum dipahami, pelajari kembali secara seksama dan

diskusikan bersama kelompok belajarmu, carilah referensi lain yang relevan,

termasuk Internet. Lebih lanjut, tanyakan kepada guru bidang studi IPS di

sekolahmu agar semua materi dapat dikuasai!

I. Pilihan ganda

Pilihlah jawaban yang kamu anggap paling benar!

1.

Berikut ini merupakan bentuk-bentuk hubungan sosial,

kecuali

....

a

.

kerja sama

c.

persaingan

b.

pertahanan

d.

pertentangan

2.

Berikut ini merupakan contoh tindakan

cooperation,

yaitu ....

a.

membangun rumah

c.

re

novasi garasi

b.

kerja bakti

d.

mencuci mobil

3.

Terjadinya pemberontakan merupakan bentuk interaksi sosial jenis ....

a.

pertikaian

c.

kerja sama

b.

persaingan

d.

kebersamaan

4.

Berjejernya pedagang kelontongan di pasar merupakan contoh dari hubungan

sosial ....

a.

pertikaian

c.

kerja sama

b.

persaingan

d.

kebersamaan

5.

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat merupakan contoh pengendalian

secara ....

a.

sukarela

c.

represif

b.

preventif

d.

informasi

6.

Berikut ini merupakan tujuan terbentuknya hubungan sosial secara akomodasi,

kecuali

....

a.

mengurangi pertentangan

b.

mencegah perpecahan

c.

stabilitas

d.

pembentukan kelompok baru

SOAL LATIHAN

176

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

TUGAS

7.

Proses asimilasi akan timbul apabila ....

a.

ada perbedaan budaya

c.

kebers

amaan tujuan

b.

homogen

d.

kerja sama

8.

Faktor yang dapat menghambat asimilasi ....

a.

adanya toleransi

b.

adanya sikap menghargai

c.

adanya perbedaan warna kulit dan ciri jasmani

d.

adanya kesamaan unsur budaya

9.

Dua orang tokoh partai bersaing untuk menduduki jabatan perdana menteri.

Jika salah satu berhasil, maka yang kalah tetap diajak bekerja sama. Tindakan

tersebut merupakan contoh hubungan sosial dalam proses ....

a.

akomodasi

c.

konflik

b.

asimilasi

d.

pertentangan

10. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi,

kecuali

....

a.

ada kelompok manusia yang berbeda kebudayaan

b.

adanya pergaulan secara intensif

c.

budaya dari kedua kelompok bisa beradaptasi

d.

saling memusuhi

II. Uraian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1.

Sebutkan 3 bentuk hubungan sosial!

2

.

Sebutkan 4 faktor pendorong terjadinya hubungan sosial!

3.

Sebutkan fungsi pranata sosial!

4.

Jelaskan pengendalian sosial secara preventif!

5.

Menurutmu, sudah optimalkah upaya pemerintah dalam mengendalikan masalah-

masalh sosial ? Jelaskan alasan anda !

Berkunjunglah ke kantor kepolisian yang paling dekat dengan tempat tinggalmu. Mintalah

informasi tentang bentuk-bentuk penyimpangan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat

selama satu tahun terakhir. Berilah usulan solusi penanggulangan dan pencegahannya secara

tertulis dengan mendiskusikannya bersama teman sekelasmu!